close

Fakta dan Cerita Singkat Kisah Nyata dibalik Film "KKN di Desa Penari" Part 2

Contents [Show]

 hihihihihihihihii*

Kisah KKN di Desa Penari konon terjadi pada pertengahan tahun 2009. Lokasinya di Jawa Timur, di kota yang disamarkan sebagai Kota B.

Ada 14 orang anggota KKN dalam cerita aslinya, tetapi hanya 6 orang yang disebutkan dalam cerita yang menjadi viral, tentu dengan nama samaran: Ayu, Widya, Nur, Wahyu, Anton, dan Bima. Tertulis bahwa mereka harus menghabiskan 6 minggu selama KKN di sebuah desa di hutan.


Jika Anda hanya membaca thread dari sudut pandang Widya, tokoh dalam cerita ini, Anda pasti akan memiliki banyak pertanyaan (untuk membaca, klik di sini). Untuk itu, menurut saya, cerita KKN di Desa Penari ini ditulis dari sudut pandang Nur, tokoh lain, dan menjadi thread berikut (untuk membaca, klik di sini).

Saat berada di desa tempat KKN berlangsung, Ayu dan kawan-kawan disambut oleh Pak Prabu yang merupakan sahabat Mas Ilham, kakak Ayu. Awalnya, Pak Prabu menentang keberadaan KKN di desanya, tanpa menyebut alasannya.


Cerita horor KKN di Desa Penari memiliki tokoh sentral sebagai jin yaitu Badarawuhi, konon seorang penari yang menampakkan diri kepada Nur pertama kali rombongannya tiba di desa di dalam hutan.


Badarawuhi dikaitkan dengan seorang tokoh bernama Widya, yang sejak awal kedatangannya telah mendengar suara gamelan di tengah hutan. Tokoh dalam cerita KKN di Kampung Tari konon "terhubung" dengan dunia gaib, seperti Mbah Buyut yang tinggal di kampung tersebut, serta Nur yang kebetulan bisa melihat dunia lain, merasa Widya ada. yang terancam. Tapi tunggu dulu, selain menyeramkan, cerita panjang ini juga penuh dengan intrik dan plot twist, seperti perjalanan seumur hidup.

Badarawuhi diam-diam berhasil merayu Bima, anggota KKN yang naksir Widya, untuk membuat perjanjian. Penari cantik ini (yang menurut Bima adalah manusia, bukan jin) memberikan gelang mustika saktinya kepada Bima, dan Bima harus memberikannya kepada Widya jika dia benar-benar ingin Widya jatuh hati padanya.


Sayangnya, Badarawuhi juga merayu Ayu, anggota KKN yang naksir Bima. Kepada Ayu, jin ini memberinya sapu tangan ajaib yang dalam cerita mengatakan bahwa "ia tidak akan bisa membuat pria mana pun menolak wanita mana pun yang memakainya". Hasil? Bima dan Ayu melakukan aksi pelanggar batas berupa persetubuhan di tempat yang dianggap keramat oleh warga.

Cerita berakhir tragis, dengan nasib Bima dan Ayu (keduanya meninggal beberapa bulan kemudian), setelah tokoh Widya dikatakan melihat Bima dikelilingi ular bersisik hijau, sementara Ayu menari untuk jin. Keduanya, pada KKN di Kampung Penari, disebut-sebut melanggar aturan dan harus dibubarkan. Namun, mengingat cerita yang beredar tentang Badarawuhi yang sering meminta tumbal bagi penari yang masih perawan, Pak Prabu punya anggapan sendiri.


Dikatakan bahwa di kota ini, penduduk desa biasa mengadakan pertunjukan tarian untuk jin hutan untuk mencegah bencana. Namun seiring berjalannya waktu, para penari akan dikorbankan, dan selalu seorang wanita muda yang masih perawan.


Pak Prabu berbagi asumsi dengan Nur: dia memperkirakan Ayu ditakdirkan menjadi perantara Widya, melalui Bima. Namun Ayu tidak menunaikan kewajibannya, sehingga Badarawuhi memberinya selendang hijau.


Padahal, nasib Widya lebih baik: dia selamat. Untungnya, selendang dan gelang milik Badarawuhi itu telah "disimpan" oleh Nur di dalam kotak kayu dengan sebuah Alquran.


Berbicara tentang Nur, keselamatannya dikatakan lebih “terjamin” karena ternyata ia memiliki seorang penjaga sakti bernama Mbah Dok, yang mampu melawan lebih dari separuh penjaga hutan di desa tempat cerita KKN berlangsung di Desa Penari. . .


Di kota ini, sebenarnya, tidak ada remaja. Hal ini semata-mata untuk melindungi nyawa pemuda/pemudi agar tidak lagi menjadi korban, seperti mereka yang nisannya memenuhi pemakaman umum di sana yang masing-masing ditutup kain hitam.

Memang benar apa yang penulis katakan: cerita ini bukan hanya tentang horor atau bukan horor, tetapi juga tentang bagaimana berperilaku di daerah baru.

Bagi saya, yang lebih "mengerikan" adalah kenyataan bahwa Badarawuhi bahkan berhasil menemukan dan memberi makan Bima dan Ayu untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dengan cara yang jauh dari "langsung".

Dan mereka dipengaruhi, kemudian mereka mengikuti ego mereka untuk tujuan yang ingin mereka lihat terjadi.


Post a Comment

Previous Post Next Post